- Budaya
- Wakayama
Kuil Besar Kumano Hayatama Taisha

Tempat pertama di mana dewa-dewi Kumano turun dari surga
Sejak zaman kuno, kawasan Kumano yang terletak di sekitar bagian selatan Prefektur Wakayama telah dipuja sebagai tempat sakral. Para peziarah mulai berkunjung untuk menyembah dewa-dewi yang diabadikan dalam tiga kuil: Hongu Taisha, Nachi Taisha, dan Hayatama Taisha, yang ketiganya dikenal sebagai Kumano Sanzan. Kuil Kamikura yang berdiri di puncak sebuah gunung dipercaya sebagai tempat pertama dewa-dewi Kumano turun dari surga. Kuil Besar Kumano Hayatama Taisha baru saja dibangun sebagai kuil Shinto untuk memuja dewa-dewi. Mulanya, dewa-dewi tersebut diabadikan di Kuil Kamikura dan namanya diubah menjadi "Shingu", atau tempat suci baru. Sedangkan Kuil Kamikura disebut sebagai "Motomiya", yang berarti tempat suci yang asli.
Kuil Besar Kumano Hayatama Taisha
Konon, Kuil Besar Kumano Hayatama Taisha Grand Shrine dibangun pada tahun 128 untuk mengabadikan dewa-dewi Kumano yang turun ke bumi di atas batu Gotobiki-Iwa di Kuil Kamikura. Paviliun megah berwarna merah gelap ini memajang Mandala alam Kumano. Lukisan yang dibuat pada zaman Kamakura (1185-1336) ini menggambarkan sepuluh alam menurut ajaran Buddha. Di kompleks kuil tersebut terdapat museum Shinpokan. Museum ini memamerkan 1.200 benda yang dianggap sebagai harta nasional Jepang. Selain itu, di kompleks ini juga terdapat pohon Nagi tua keramat yang konon berusia sekitar 1.000 tahun. Pohon ini juga dijadikan sebagai monumen alam nasional. Sejak zaman dahulu kala, banyak orang memuja pohon ini untuk meminta keselamatan dalam perjalanan dan agar ringan jodoh.
Kuil Kamikura: kuil dengan batu raksasa yang berdiri kokoh di puncak gunung
Kuil Kamikura dianggap sebagai tempat pertama dewa-dewi Kumano turun ke bumi sebelum mereka diabadikan di tiga kuil Kumano Sanzan. Di puncak bukit yang curam terdapat Gotobiki-Iwa, batu raksasa yang dianggap sebagai "shintai" atau objek pemujaan tempat dewa berdiam. Batu ini bisa Anda singgahi dengan setelah menaiki 538 tangga batu curam, yang merupakan bagian dari rute ziarah kuno Kumano Kodo. Namanya berasal dari bentuknya yang mirip dengan kodok, yang dalam dialek daerah Kumano disebut “gotobiki”. Kuil Kamikura juga merupakan tempat berpemandangan indah yang menyajikan panorama menakjubkan Kota Shingu dan Laut Kumano-nada.
Festival api Oto Matsuri yang mencengangkan
Diadakan setiap tahun pada tanggal 6 Februari di Kuil Kamikura, Oto Matsuri merupakan festival api tertua di Jepang. Sekitar 2.000 orang berpakaian warna putih dengan pinggang berikat tali jerami menuruni 538 tangga curam dari puncak gunung sambil memegang obor yang dinyalakan dari api suci. Para peserta festival, yang semuanya laki-laki karena perempuan dilarang mengikutinya, menjalani masa penyucian selama seminggu. Pada hari-H, mereka hanya boleh mengonsumsi makanan yang berwarna putih. Para wisatawan juga dapat mengikuti festival ini. Namun karena perempuan dilarang masuk ke gunung pada hari itu, mereka dapat menyaksikan para lelaki berlomba-lomba menuruni gunung dari jalan menuju kuil.
Suzuyaki dari Kobaido
Suzuyaki, kue spons mini berbentuk lonceng, merupakan jajanan khas Kobaido, toko jajanan manis tradisional Jepang yang dibuka pada tahun 1868. Berbahan gula wasanbon Jepang yang sangat halus, rasa manisnya yang lembut digemari pelanggan dari segala usia dan jenis kelamin. Selain itu, Kobaido memiliki jajanan manis populer lainnya, seperti "Kumano Meisho Senbei", kue beras yang di permukaannya tercetak tempat-tempat terkenal di kumano, dan juga panekuk kacang merah atau dorayaki. Setiap toko memiliki keunikan jajanannya masing-masing sehingga cocok untuk dijadikan oleh-oleh.
Lokasi
Nama | Kuil Besar Kumano Hayatama Taisha |
---|---|
Situs Web | https://id.visitwakayama.jp/themes/world-heritage-the-kumano-kodo-pilgrimage-routes/![]() |
Alamat | 1 Shingu, Shingu-shi, Wakayama |
Akses | Sekitar 15 menit jalan kaki dari Stasiun Shingu di Jalur JR Kinokuni |
Pertanyaan | Tel: 0735-22-2840 (Asosiasi Turis Kota Shingu) |