Amakusa, Pulau para Pendoa Situs Warisan Dunia Amakusa, Kumamoto: Mengenal Kekristenan, Budaya, dan Keindahan Alam yang Tersembunyi

Amakusa terdiri dari 120 pulau dengan ukuran yang berbeda. Menjelajahi "pulau doa" yang bersejarah.

Pulau ini menjadi tempat tinggal para "umat Kristen tersembunyi" yang mengalami penindasan pada zaman Edo (1603-1868) selama 200 tahun. Inilah mengapa Amakusa disebut sebagai pulau para pendoa. Dalami sejarah pulau dengan budaya dan keindahan alam yang terpelihara.

(map) Amakusa Amakusa

Museum Kristen Amakusa

Museum yang wajib dikunjungi jika Anda ingin mendalami sejarah Amakusa dan Kekristenan di pulau ini. Museum menampilkan diorama yang menceritakan peristiwa bersejarah, senjata yang digunakan oleh petani Kristen dalam Shimabara-Amakusa Ikki (Pemberontakan Shimabara-Amakusa), serta salah satu dari tiga bendera kebesaran agama di dunia.

Pusat Konservasi Lumba-Lumba Amakusa

Di objek wisata ini, Anda dapat mempelajari segalanya tentang lumba-lumba. Amakusa memiliki lebih dari 200 spesies lumba-lumba liar. Di sini, pengunjung dapat melihat lumba-lumba secara langsung sepanjang tahun.

Taman Nishibira Tsubaki

Taman Nishibira Tsubaki memiliki sekitar 20.000 tanaman bunga kamelia. Pemandangan paling menawan hadir di setiap bulan Februari dan Maret, saat lereng gunung diselimuti dengan bunga kamelia yang bermekaran. Nikmati juga salah satu dari 100 pemandangan matahari terbenam terbaik di Jepang dengan mengunjungi anjungan observasi yang menghadap ke laut Amakusa. Anda juga wajib berkunjung ke taman untuk melihat pohon ara raksasa yang menjulang setinggi 20 meter.

Hotel Alegria Gardens Amakusa

Hotel ini merupakan resor spa onsen besar yang menghadap ke Laut Ariake. Nikmati pemandangan menawan laut Amakusa dari semua sudut hotel yang berdiri di atas bukit pusat kota Amakusa. Tenangkan tubuh dan pikiran Anda dengan beristirahat di kamar hotel berpemandangan laut atau berendam di sumber mata air panas alami.

Tempat kelahiran Haiya

Konon, lagu daerah "Ushibuka Haiyabushi" berasal dari Ushibukamachi, salah satu kota pelabuhan Amakusa. Lagu ini menyebar dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain, dengan beragam aransemen tambahan unik dari setiap daerah, hingga akhirnya populer di seluruh penjuru negeri. Tonton tarian Haiya yang meriah setiap bulan April dalam Festival Ushibuka Haiya.

Desa Sakitsu

Desa nelayan ini merupakan tempat di mana para penganut agama Kristen hidup berdampingan dengan penganut agama Buddha dan Shinto, sejak zaman penindasan umat Kristen. Penganut agama Kristen di Sakitsu memiliki sebuah kerang keramat dengan pola bagian dalam menyerupai wajah Bunda Maria.

Membuat Kerajinan Tradisional Khas Amakusa

Amakusa memiliki beberapa kerajinan tradisional populer, seperti boneka tanah liat, temari (bola mainan tradisional), layang-layang Brahman, oshi-e (kerajinan bergambar), dan tembikar. Saat agama Kristen dilarang, umat Kristen tersembunyi diam-diam membuat dan menyembah patung dari tanah liat yang menyerupai Bunda Maria sedang memeluk Bayi Yesus.

Peta Rencana Perjalanan

Buka di Google Maps

Pilih lokasi untuk melihatnya di peta

  • Sekitar 2 jam 40 menit berkendara
  • 1 Sekitar 20 menit berkendara
  • 2 Sekitar 1 jam berkendara
  • 3 Sekitar 1 jam 15 menit berkendara
  • 4 Sekitar 1 jam 10 menit berkendara
  • 5 Sekitar 35 menit berkendara
  • 6 Sekitar 45 menit berkendara
  • 7 Sekitar 2 jam 30 menit berkendara
  • Silakan gunakan waktu perjalanan sebagai panduan

Cara Menuju Lokasi

Untuk menuju ke kawasan Amakusa, pertama-tama kunjungi Bandara Kumamoto. Dari bandara, Anda bisa naik pesawat dengan durasi perjalanan sekitar 20 menit atau naik mobil selama 3 jam untuk pergi ke kawasan Amakusa. Atau, Anda dapat menggunakan bus, kereta api, atau kapal, dengan sedikit pergantian selama perjalanan. Setiba di sana, Anda dapat menyewa mobil atau naik bus wisata Amakusa "Bus Amakusa Gurutto Shuyu (bus wisata di Amakusa)" untuk berkeliling.

Rekomendasi Rencana Perjalanan lain

Lihat Semua